PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
A. Definisi
e-Learning
E-Learning
atau pembelajaran elektronik, merupakan salah satu bentuk dari aplikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran. Adapun
definisi e-Learning menurut ahli :
“A broad combination
of processes, content, and infrastructure to use computers and networks to
scale and/or improve one or more significant parts of a learning value chain,
including management and delivery.” (Adrich dalam Clark : 2010)
Clark
Adrich dalam bukunya yang berjudul “Simulations and the Future of Learning”
menekankan definisi e-Learning pada kerangka berpikir penggunaan jaringan
komputer. Ia menyatakan bahwa e-Learning merupakan sebuah kombinasi antara
proses, materi dan infrastruktur dalam penggunaan komputer dan jaringannya
dalam rangka meningkatkan kualitas pada satu atau lebih bagian signifikan dari
aspek-aspek rangkaian kegiatan pembelajaran, termasuk di antaranya adalah aspek
manajemen dan aspek pendistribusian materi pelajaran.
e-Learning
atau electronic learning merupakan pembelajaran yang disajikan secara
elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Media
komputer yang dimaksud di sini lebih berorientasi pada penggunaan teknologi
komputer dan internet.
“E-Learning is a
broad set of applications and processes which include web-based learning,
computer-based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is
delivered via the Internet, intranets, audio and videotape, satellite
broadcast, interactive TV, and CD-ROM. The definition of e-Learning varies
depending on the organization and how it is used but basically it is involves
electronic means of communication, education, and training.” (The American
Society for Training and Development/ASTD: 2009)
Organisasi Masyarakat
Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan (The American Society for
Training and Development/ASTD) memberikan definisi umum yang lebih spesifik
terhadap metode maupun media yang digunakan dalam proses e-Learning.
Definisi ini dimuat dalam situs web about-elearning.com. Definisi
tersebut menyatakan bahwa e-Learning merupakan proses dan
kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web-based learning),
pembelajaran berbasis komputer (computer based learning), pendidikan
virtual (virtual education) dan/atau kolaborasi digital (digital
collaboration). Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik
tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video
atau audio, penyiaran melalui satelit, televisi interaktif dan CD-ROM. Definisi
ini juga menyatakan bahwa definisi dari e-Learning bisa
bervariasi tergantung dari penyelenggara kegiatan e-Learning tersebut
dan bagaimana cara penggunaannya, termasuk juga apa tujuan
penggunaannya.
e-Learning
merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat
untuk membantu kegiatan pembelajaran, yang dalam arti luas mencakup
pembelajaran yang dilakukan dengan media elektronik (internet) baik secara
formal maupun informal. Secara formal misalnya berupa kurikulum, silabus, mata
pelajaran, dan tes yang telah diatur sesuai jadwal oleh pihak-pihak terkait,
yaitu pengelola e-Learning.
Dengan
e-Learning pembelajaran akan lebih menarik karena tampilan di layarnya bisa
dibuat variatif yang menarik. Pembelajaran ini dapat juga disebut pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh Perguruan Tinggi dan biasanya perusahaan
konsultan yang bergerak dibidang penyedia jasa e-Learning untuk umum. Sedang
secara informal misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau web
pribadi, dan perusahaan yang mensosialisasikan untuk masyarakat, dan biasanya
jasa seperti ini gratis.
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, MAN, WAN) sebagai
metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai
bentuk layanan belajar elektronik lain.
B. Fungsi
dan Tujuan e-Learning
1. Fungsi
e-Learning
E-Learning
sebagai suatu model pembelajaran yang baru memiliki beberapa fungsi terhadap
kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction). Siahaan dalam
Kamil (2010), memaparkan fungsi e-Learning tersebut sebagai berikut:
1. Suplemen;
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau
tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk
mengakses materi pembelajaran.
2. Komplemen;
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima siswa di dalam kelas (Lewis: 2002). Sebagai komplemen berarti materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement atau
remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional.
3. Substitusi;
Beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
2. Tujuan
e-Learning
Tujuan e-Learning adalah
untuk meningkatkan daya serap dari para pembelajar atas materi yang
diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari para pembelajar,
meningkatkan kemampuan belajar mandiri, dan meningkatkan kualitas materi
pembelajaran. Diharapkan dapat merangsang pertumbuhan inovasi baru para
pembelajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. E-Learning merupakan
alternatif pembelajaran yang relatif baru untuk menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi,
seperti teknologi komputer baik hardware maupun software, teknologi jaringan seperti
local area network dan wide area network, dan teknologi telekomunikasi seperti
radio, telepon, dan satelit. Salah satu bagian dari kegiatan e-Learning yang
menggunakan fasilitas internet adalah distance learning, merupakan suatu proses
pembelajaran, dimana pengajar dan pembelajar tidak ada dalam satu ruangan kelas
secara langsung pada waktu tertentu; artinya kegiatan proses belajar mengajar
dilakukan dari jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan kelas. Hal ini
memungkinkan terjadinya pembelajaran yang berkesinambungan, artinya pembelajar
bisa belajar setiap saat, balk slang maupun malam hari, tanpa dibatasi waktu
pertertemuan. Berbagai peluang tersebut diatas masih menghadapi berbagi
tantangan baik dari kesiapan infrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan
peraturan yang mendukung terhadap kelangsungan e-Learning. Dikemukakan juga
sepintas mengenai peluang dan tangangan media e-Learning, seperti pada media
voice mail, audiotape, audioconference, e-mail, online chat, web based
education, videotape, satellite videoconference, microwave videoconference, dan
cable atau broadcast television.
C. Model-Model
e-Learning
Berdasarkan
definisi dari ASTD, e-Learning bisa dibagi ke dalam empat model, yaitu:
1. Web-Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Pembelajaran
berbasis web merupakan “sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi
informasi dan komunikasi dengan antarmuka web” (Munir 2009:231). Dalam
pembelajaran berbasis web, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran secara
online melalui sebuah situs web. Merekapun bisa saling berkomunikasi dengan
rekan-rekan atau pengajar melalui fasilitas yang disediakan oleh situs web
tersebut.
2. Computer-Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)
Secara
sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa didefinisikan sebagai kegiatan
pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan
sebuah sistem komputer. Rusman (2009: 49) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis komputer merupakan “... program pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan software komputer yang berisi tentang
judul, tujuan, materi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.”
3. Virtual
Education (Pendidikan Virtual)
Berdasarkan
definisi dari Kurbel (2001), istilah pendidikan virtual merujuk kepada suatu
kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah lingkungan belajar di mana
pengajar dan peserta didik terpisah oleh jarak dan/atau waktu. Pihak pengajar
menyediakan materi-materi pembelajaran melalui penggunaan beberapa metode
seperti aplikasi LMS, bahan-bahan multimedia, pemanfaatan internet, atau
konferensi video. Peserta didik menerima mater-materi pembelajaran tersebut dan
berkomunikasi dengan pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi yang sama.
4. Digital
Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi
digital adalah suatu kegiatan di mana para peserta didik yang berasal dari
kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau bahkan negara bekerja) bersama-sama
dalam sebuah proyek/tugas, sambil berbagi ide dan informasi dengan seoptimal
mungkin memanfaatkan teknologi internet.
C. Kelebihan
& Kekurangan e-Learning
e-Learning memiliki
kelebihan tersendiri bila dipandang sebagai sebuah alternatif untuk model
pembelajaran konvensional. Lebih lanjut, Riyana (2007: 22) menyebutkan
kelebihan-kelebihan tersebut sebagai berikut:
1. Interactivity (Interaktifitas);
tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous),
seperti chatting atau messenger atau tidak
langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau
buku tamu.
2. Independency (Kemandirian);
fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar.
Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered
learning).
3. Accessibility (Aksesibilitas);
sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian di
jaringan Internet dengan akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber
belajar pada pembelajaran konvensional.
4. Enrichment (Pengayaan);
kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai
pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video
streaming, simulasi dan animasi.
Adapun kekurangan
e-Learning, diantaranya:
1.
Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah,
akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-Learning ini.
2.
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang
tinggi cenderung gagal.
3.
Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh
sekolah akan menghambat pelaksanaan e-Learning.
4.
Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit
untuk diterapkan.
5.
Materi tidak sesuai dengan umur pebelajar.
6.
Pemanfaatan hak cipta untuk tugas-tugas sekolah.
7.
Perkembangan yang tidak terprediksikan.
8.
Pengaksesan yang memerlukan sarana tambahan.
9.
Kecepatan mengakses yang tidak stabil.
10. Kurangnya
pengontrolan kualitas.
D. Proses
Pengembangan e-Learning
pengembangan
sebuah aplikasi e-Learning hendaknya juga diarahkan agar mampu
memenuhi empat filosofi e-Learning seperti yang dikemukakan
Cisco dalam Rusman (2009: 198) sebagai berikut:
1. e-Learning merupakan
penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan dan pelatihan secara online;
2. e-Learning menyediakan
seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model
belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis
komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi;
3. e-Learning tidak
berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan
pengembangan teknologi pendidikan;
4. Kapasitas
peserta didik amat bervariasi tergantung pada bentuk, isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat
penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik
yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang baik.
E. Pemanfaatan
e-Learning dalam Pembelajaran
1. Media
berbasis komputer
Teknologi komputer
mengalami kemajuan pesat dan luar biasa, baik dari segi hardware maupu
softwarenya. Seiring berkembanganya program-program serta aplikasi yang dapat
dipasang, komputer memberikan kelebihan dalam berbagai bidang kegiatan
pembelajaran seperti untuk produksi media slide, media gerak dan media audio
visual. Kiranya dalam era sekarang ini seorang pendidik haruslah mampu
menguasai teknologi komputer, meski masih dalam taraf sederhana. Teknologi
komputer sangat membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas produksi media
pembelajaran, baik berupa gerak, audio maupun visual. Berbagai macam software
yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia Flash, Movie dan
lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai materi
pembelajaran baik eksak, sosial maupun materi agama selama seorang pendidik
bisa menyusunnya sesuai kebutuhan dan target-target materi dan pembelajaran
yang hendak dicapai, dan tentu tetap didasarkan pada pencapaian tiga ranah
peserta didik berikut ini:
Ranah Kognitif
Dalam pencapaian
ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep,
prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga
dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual
dan audio yang dianimasikan.
Ranah Afektif
Ranah afektif bisa
dicapai dengan menggunakan clip, film, suara atau video yang isinya menggugah
perasaan. Peserta didik diajak untuk menghayati desain yang dibuat serta
mengenalisis baik gambar atau suara.
Ranah
Psikomotorik
Ranah psikomotorik
dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi
dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat,
simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
2. Media
berbasis internet
a. E-Mail
Elekktronic Mail atau
yang lebih dikenal dengan E-Mail yang dapat diartikan “Surat Elektronik”,
merupakan surat yang pengirimannya menggunakan sarana elektronik yakni dengan
menggunakan jaringan internet. Perlu diketahui bahwa pesan yang dikirim
berbentuk suatu dokumen atau teks bahkan gambar, tentunya yang dapat diterima
oleh komputer lain dengan sarana internet. Peserta didik dapat menggunakan
e-mail untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan tugas, dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pendidik di luar kegiatan belajar
mengajar, dan dapat berkomunikasi lewat e-mail dengan teman-teman, guru, maupun
yang lainnya.
b. Blog
Istilah blog
merupakan kependekan dari web blog. Jika diidentifikasi dari penggalan katanya
web dan log dapat diartikan sebagai “catatan perjalanan” yang tersimpan dalam
website. Blog dapat dijadikan website yang berisikan materi pelajaran yang
dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, bahkan foto, maupun coretan warna
warni yang membuatnya lebih menarik. Blog sebagai media pembelajaran setidaknya
ada tiga metode yang bisa diupayakan yaitu:
1) Blog
guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menulis materi belajar, tugas,
maupun bahan diskusi di blognya kemudian murid bisa berdiskusi dan belajar
bersama-sama di blog gurunya tersebut.
2) Blog
guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru dan murid harus memiliki blog
masing-masing sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya.
3) Komunitas
bloger pembelajar. Sebuah blog sebagai pusat pembelajaran dengan guru-guru dan
siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas blogger pembelajar
tersebut.
c. Mesin
Pencarian (Search Engine)
Search Engine adalah
sebuah program yang dapat diakses melalui internet yang berfungsi untuk
membantu para pengguna dalam mencari apa yang diinginkan, dengan kata lain
search engine dirancang khusus untuk menyimpan katalog dan menyusun daftar
alamat berdasarkan topik tertentu. Mesin pencarian ini dapat digunakan untuk
mengakses berbagai bahan belajar dan informasi melalui media internet. Telah
tersedia banyak situs search engine yang dapat digunakan untuk mencari
informasi di internet, diantaranya Yahoo, bing, amazon.com, eBay, Wikipedia,
Babylon, dan google. Tetapi yang sering kita gunakan adalah google, yang dapat
diakses melalui http://www.google.com. Untuk melakukan pencarian informasi yang
diinginkan, kita harus memasukkan kata kunci (keyword) pada kotak pencarian.
F. Penerapan
e-Learning dalam Pembelajaran
Pembelajaran
elektronik (e-Learning) telah dimulai pada tahun 1970-an. Kegiatan belajar yang
bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-Learning? Apakah
seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan melakukan
akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari internet dapat dikatakan telah
dikatakan e-Learning?. Setidaknya ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan
kegiatan belajar elektronik (e-Learning), yaitu :
a) Kegiatan
pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (misalnya penggunaan
internet)
b) Tersedianya
dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, misalnya
cd-room, atau bahan cetak
c) Tersedianya
dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta didik apabila mengalami
kesulitan.
Di
samping ketiga persyaratan tersebut masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya : (a) lembaga yang mengelola kegiatan e-Learning, (b)
sikap positif dari peserta didik dan pendidik/tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet, (c) rancangan sistem
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap peserta didik, (d) sistem
evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik, dan (e)
mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Ada
beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-Learning dewasa ini, antara lain :
a) Harga
perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan
sebagai barang mewah).
b) Peningkatan
kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas
penyimpanan data semakin besar
c) Memperluas
akses atau jaringan komunikasi
d) Memperpendek
jarah dan mempermudah komunikasi
e) Mempermudah
pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
SUMBER
Andi. Munir. 2009.
Pembelajaran Jarak Jauh. Bandung: Alfabeta.
Anitah, Sri. 2009.
Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
http://www.jisc.ac.uk/elearning_pedagogy.html
The American Society for Training and Development (ASTD). (2012). Definition of e-Learning. [Online]. Tersedia: http://www.about-elearning.com/definition-of-e-learning.html.
The American Society for Training and Development (ASTD). (2012). Definition of e-Learning. [Online]. Tersedia: http://www.about-elearning.com/definition-of-e-learning.html.
Permasalahan :
1. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran kimia salah satunya penggunaan
media berbasis internet yaitu E-mail. Pemanfaatan ini sering diterapkan oleh
suatu perguruan tinggi, dimana mahasiswa mengirim tugasnnya ke E-mail dosen.
Sehingga tidak perlu dilakukan pertemuan dlm pengumpulan tugas. Sehingga
salah/benar tugas yg dibuat, langsung ditanggapi melalui e-mail. Apakah efektif
cara seperti ini? Bagaimana tanggapan saudara ?
2. Berdasarkan kelebihan dari e-learning, salah satunya yaitu pembelajaran
terpusat oleh siswa. Apakah benar? Berikan contoh? Dan bagaimana tanggapan
saudara?
3. Pada kegiatan belajar secara online. Bagaimana guru dapat mengetahui siswanya memahami materi pelajaran?
3. Pada kegiatan belajar secara online. Bagaimana guru dapat mengetahui siswanya memahami materi pelajaran?
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3.
BalasHapusPerkembangan teknologi informasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. dengan berkembangnya penggunaan TI,ada beberapa pergeseran dalam proses belajar mengajar yaitu:.
dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
dari kertas ke “online” atau saluran,
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa.
Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Sebagai contoh aplikasi free open source seperti Scilab kita bisa mensimulasi laboratorium fisika secara mudah di komputer konsekuensinya kita bisa meringankan beban biaya membuka lab,aplikasi Kalzium kita bisa belajar unsur-unsur kimia di SMA dengan mudah dan masih banyak aplikasi lainnya yang mendukung proses belajar mengajar.
Pembangunan pendidikan berbasis TI setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan praktif dalam memaksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada yang dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.
Dengan E-learning siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. Jadi cara mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar melalui internet, tentunya seorang guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa yang nantinya siswa tersebut akan menjawabnya dan guru memeriksa jawaban siswa tersebut, itulah bentuk evaluasi yang dilakukan seorang guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Baiklah saya akan menambahkan jawaban dari intan oleh pertanyaan no 3 yaitu
BalasHapusBila guru ingin mengetaui bahwa seorang siswa telah memahami pelajaran melalui belajar online bisa kita lihat dari Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar siswa tersebut yang mana
Intelegensi itu merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
Dan bila siswa kurang memahami pelajaran melaui online maka akan mendapat perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah . Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri.
baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang nomor 1 , penggunaan email dalam pembelajaran , menurut saya kurang efektif dalam proses pembelajaran , memang email sangat bermanfaat terutama dalam dunia pendidikan , tetapi kita tidak hanya befokus atau berpatokan hanya pada email saja , karena menurut saya akan lebih efektif jika pembelajaran dilakukan secara langsung dengan pengajar , atau melihat secara langsung . tapi penggunaan email di dalam pengajaran menurut saya hanya sebagai penyalur jika terdapat jarak atau memungkinkan untuk mempermudah menyerahkan tugas dengan guru atau dosen . sehingga untuk memperhemat waktu dan mempermudah
BalasHapusTerimakasih atas jawabannya... menangapi pernyataan anda terkait bahwa email hanya sebagai penyalur dalam pengumpulan tugas jika dihalangi oleh jarak dan waktu. Bagaimana cara mengetahui bahwa tugas itu dilakukan secara sendiri bukan hasil dari orang lain?
Hapussaya ingin menanggapi pertanyaan saudari nomor 2 dimana pertanyaannya berdasarkan kelebihan dari e-learning, salah satunya yaitu pembelajaran terpusat oleh siswa. Apakah benar? Maka jawaban saya iya. Melalui pembelajaran e-learning dapat memberikan terpusatnya perhatian oleh siswa, mengapa demikian? bila dianalisis berdasarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka maka terdapat beberapa prinsip yang cocok dengan pembelajaran e-learning diantaranya Siswa mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya sehingga siswa diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam memaknai pelajarannya, Semua siswa mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang dan diharapkan semua siswa dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara maksimal, Bersifat mandiri karena semua siswa harus mengembangkan segala kecerdasannya (intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya fasilitator dan narasumber, Siswa harus menggunakan kemampuannya berkomunikasi baik lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga diperlukan media dan sarana yang efektif untuk menyamakan presepsi, Siswa harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi, dan percaya diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam kegiatan belajarnya
BalasHapusSaya akan mrnjawab permasalahn yang pertama dimana e-mail merupakan pembelajaran e-learning tipe Facilitated e-Learning dimna kategori ini, merupakan kombinasi dari learner-lead dan instructor-led e-learning. Jadi, bahan belajar mandiri dalam beragam bentuk disampaikan via website (seperti audio, animasi, video, teks, dalam berbagai format tertentu) dan komunikasi interaktif dan kolaboratif juga dilakukan via website (seperti forum diskusi, konferensi pada waktu-waktu tertentu, chatting, dll).
BalasHapusSerta menurut saya iniefektif karena siswa akan mudah berdiskusi langsung dengan pengajar sehingga pertanyaan yang muncul dapat diselesaikan langsung kepada penanyanya.
Saya akan menanggapi permasalahan nomor 1 , menurut saya penggunaan E-mail efektif dilakukan karena dapat mempermudah guru dan siswa dalam berkomunikasi kapanpun dan dimana pun. Sehingga, apabila guru tidak dikelas maka siswa masih bisa bertanyaa dan begitu juga sebaliknya guru masih bisa menjelaskan melalui jarak jauh dan menjawab pertanyaan pertanyaan siswa jadi pembelajaran masih tetap berlangsung walaupun tidak bisa tatap muka
BalasHapusbaik, terimakasih nurul. menangapi pernyataan saudari. bagaimana si guru dpat menilai psikomotorik si anak jika tidak terjadi tatap muka?
Hapussaya ingin mencoba menjawab pertanyaan ke dua saudara menurut saya iya, E-Learning memang berpusat pada siswa karena disini tugas guru hanya sebagaifasilitator dima siswa bisa belajar secara mandiri, siswa dapat belajra beba tanpa harus ditekan oleh guru, peserta didik juga bisa mengulang berkali kali materi yang telah dipelajari atau pun materi yang sulit dan itu bisa dilakukan kapan saja.
BalasHapusdimana kelbihan E-Learning bagi Peserta didik yaitu Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. dari sudah jelas bahwa E-Learning dapat membantu siswa lebih belajar mandiri.
Saya akan menanggapai permasalaan no2. Ya, benar dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu, bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.
BalasHapusUntuk contoh Ada sebuah produk berupa web pembelajaran dengan alamat web adalah www.edmodo.com/belajarkimia. Web pembelajaran inilah yang diujikan kepada siswa. misalkan Pembelajaran Sistem Periodik Unsur menggunakan media Edmodo berbasis Social Network dapat dikatakan layak dan efektif sebagai media pendukung dalam pembelajaran kimia, hal ini dapat dilihat dari hasil tanggapan oleh siswa yang sangat berpatisipasi.
Tanggapan saya, Saya pikir edmodo adalah sebuah website yang cukup menarik dan mudah untuk membantu para guru,murid,dan orang tua murid berinteraksi dalam belajar mengajar.
baiklah saya akan menanggapisedikit mengenai permasalahan no 1, yaitu Menurut saya penggunaan e-mail dalam pengumpulan tugas cukup efektif digunakan karena dapat menghemat waktu sehingga guru/dosen dapat melanjutkan pembelajaran tanpa harus mengulang dengan menanyakan tugas dan mengumpulkan tugas yang akan membutuhkan waktu yang cukup banyak, tetapi apabila tugas tersebut akan di ulas/dibahas kembali seharusnya tidak ditanggapi langsung di e-mail karena itu kurang efektif, seharusnya di adakan pertemuan tatap muka
BalasHapusBaik saya akan menambahkan jawaban permasalahan no 2
BalasHapusPembelajaran e-learning akan lebih terfokus kepada pelajar. Dengan e-learning, pembelajaran membuat siswa aktif. Siswa yang didampingi orangtua menjadi lebih aktif untuk mencari sendiri buku pelajaran yang dibutuhkan, mengerjakan tugas sekolah seperti kliping dengan bantuan internet. Dengan pembelajaran elearning ini yang lebih difokuskan ke pelajar maka orang tua juga dituntut aktif dalam proses pembelajaran. Seperti contoh, sekolah tidak lagi mewajibkan membeli buku pelajaran sebagai buku pegangan untuk kegiatan belajar-mengajarnya. Orangtua siswa hanya diberikan informasi beberapa judul buku yang dibutuhkan, beserta penulis dan penerbitnya. Orangtua siswa dituntut untuk aktif, mencari sendiri buku-buku tersebut dengan diperbolehkan membeli buku pada toko buku atau hanya mengunggah (download) buku sekolah elektronik (bse) pada internet.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
BalasHapusMenurut pendapat saya, berdasarkan permasalahan yang anda sebutkan tersebut, penggunaan e-learning tersebut efektif karena membantu dan mempermudah siswa dalam mengumpulkan tugas dan jika ada kesalahan bisa ditanggapi melalui e-mail tersebut, sehingga dengan penggunaan e-mail dalam penggumpulan tugas kita bisa menggumpulkan tugas dimana pun kita berada baik itu dari tempat yang cukup jauh, asalkan ada jaringannya tanpa harus pergi ke kampus, sehingga bisa menghemat waktu untuk mengerjakan hal yang lain.
saya akan mencoba menjawab permasalahan ketiga dimana untuk mengetahui siswa itu sudah paham dengan materi yang telah kita sampaikan yaitu dengan adanya meberikan evaluasi seperti pemberian tugas dan dari sana lah kita akan mengetahui sebatas mana kemampuas siswa tersebut.
BalasHapusTerimakasih nadia, menanggapi pernyataan anda, apakan hanya dengan tugas? lantas bagaimana cara anda mengetahui bahwa tugas yang ia kerjakan adalah hasil dari belajar nya?
HapusMenjawab permasalahan ketiga, dengan melakukan evaluasi seperti memberikan kuis, tugas ataupun ujian akhir
BalasHapussaya mau menanggapi permasalahan no.3
BalasHapusbila dilakukan pembelajaran online, guru harus membuat evaluasi pada akhir diskusi pembelajaran online tersebut. guru mengirimkan file contohnya yang berisi soal-soal yang akan dikerjakan anak didik. dari situ guru dapat memberikan penilaian kepada setiap siswa dan mengetahui sejauh mana pemahaman mereka