Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media
Pengertian
teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran
teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran
(Slavin, 2000:
176).
Teori Pemrosesan Menurut Gagne
Teori belajar oleh Gagne (1988)
disebutdengan “Information Processing Learning Theory”. Teori ini merupakan
gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu
informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga Information-Processing
Model oleh Lefrancois atau Model Pemrosesan Informasi. Menurut Gagne bahwa
dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal
individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran. Asumsinya adalah pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk
hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang
berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, kecakapan
motorik.
Pemrosesan informasi menunjuk kepada
cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta
menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini berkenaan
dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif,
serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intellectual
ability).
Ingatan atau memori merujuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan
informasi yang telah diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua
aktivitas manusia baik yang bersifat
kognitif, afektif maupun psikomotor
pasti melibatkan ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi hal yang sangat
penting dalam berbagai proses yang dialami manusia.(Ellis dan hunt, 1993;
Matlin, 1989).
Asumsi yang mendasari teori ini adalah
bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Berdasarkan temuan
riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model
berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu
memanipulasi simbol dan memproses informasi.
Model belajar pemrosesan informasi ini
sering pula disebut model kognitif information processing, karena dalam proses
belajar ini tersedia tiga taraf structural sistem informasi, yaitu:
1.
Sensory atau intake register:
informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk
periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working
memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2.
Working memory: pengerjaan atau operasi informasi
berlangsung di working memory, di sini berlangsung berpikir yang sadar.
Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan
sejumlah kecil informasi secara serempak.
3.
Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas
kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah
dimiliki siswa. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang
tersimpan di dalamnya.
Penyimpanan Sensoris (Sensory Store):
Bagian memori yang selama sepersekian detik memegang informasi sensori yang
belum dianalisis dan memberi kesempatan bagi analisis tambahan yang mengikuti
terhentinya stimulus. Penyim-panan Sensoris (Sensory Store) jug menyediakan
penyimpanan singkat bagi informasi dalam bentuk sensori aslinya. Informasi pada
penyimpanan sensori akan hilang pada
akhir jangka waktu tersebut kecuali informasi tersebut dapat diiden-tifikasi
selama tahap pengenalan pola (pattern recognition).
Penyaring (Filter): Bagian dari
perhatian dimana beberapa infomasi perceptual di halangi (disaring) dan tidak
dikenali, sedangkan beberapa informasi yang lain menerima perhatian dan
kemudian dikenali. Tahap Seleksi: Tahap mengikuti pengenalan pola dan
menentukan informasi
mana yang akan diingat oleh seseorang.
Memori Jangka Pendek (Short Term
Memory atau STM): Memori yang memilikikapasitas terbatas dan hanya
berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya. Memori
Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM): Memori yang tidak memiliki
batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit hingga selamanya.
Penyaringan informasi membatasi jumlah
materi yang akan dimasukan ke dalam memori. Memori disajikan dalam gambar
Tahap-Tahap Model Pemrosesan Informasi dalam bentuk memori jangka pendek dan
memori jangka panjang. Kita menggunakan Memori Jangka Pendek atau Short
Term Memory (STM), misalnya saat kita mengingat nomor telepon yang
kita putar. Memori bentuk ini dibatasi baik dalam jumlah informasi yang dapat
ditangkap (kapasitas) maupun lamanya informasi tersebut dapat bertahan
(durasi).
Durasi STM yang terbatas diilustrasikan
dalam kejadian dimana kita dengan mudah melupakan nomor telepon jika kita tidak
mengulang secara verbal. Memori Jangka Panjang atau Long Term Memory (LTM)
tidak memiliki dua keterbatasan yang dimiliki STM. Jumlah informasi
yang dapat ditangkap LTM tidak terbatas dan kasus melupakan
kejadian yang relatif lambat. Pemrosesan Bottom-Up yaitu
Aliran informasi dari penyimpanan sensoris menuju memori jangka panjang dan
Pemrosesan Top-Down yaitu Aliran informasi dari memori jangka
panjang menuju penyimpanan sensoris.
Teori Pemrosesan Menurut Atkinson
Sebuah teori memori yang diusulkan oelh
Atkinson danShiffrin(1968, 1971)yang menekankan pada interaksi antara
penyimpanan sensoris, memori jangka pendek, dan jangka panjang (LTM). Memori
Jangka pendek sebagai komponen dasar kedua dalam sistem Atkinson dan Shiffrin
adalah bersifat terbatas baik dalam kapasitas maupun durasi. Informasi akan
hilang dalam waktu 20-30 detik jika tidak diulang. Memori jangka panjang
memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka
waktu yang lebih lama, namun sering kali memerlukan usaha yang keras agar dapat
memasukkan informasi ke memori ini. Fakta bahwa STM di butuhkan ketika kita
menyelesaikan sebagian besar tugas-tugas kognitif mencerminkan
peran penting STM sebagai sebuah memori
kerja (working memory)yang menjaga dan memanipulasi informasi.
Teori yang diajukan oleh Atkinson san
Shiffrin (1968, 1971) menekankan pada interaksi antara STM dan LTM. Memori
jangka penjang memiliki dua manfaat penting: Pertama, sebagaimana diketahui,
kecepatan lupa jauh lebih rendah untuk LTM. Beberapa psikologi bahkan
menyatakan
bahwa informasi dalam LTM tidak pernah
hilang meskipun kita kehilangan kemampuan untuk memanggil kembali informasi
tersebut; dan LTM memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
Meskipun demikian, tidaklah selalu mudah
memasukkan informasi baru ke dalam LTM. Atkinson dan Shiffrin mengajukan
beberapa proses kontrol yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mempelajari
informasi baru. Proses control (control proses) adalah strategi yang
digunakan seseorang untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan. Strategi
tersebut meliputi strategi akuisisi terhadap:
a. Pengulangan (rehearsal)
merupakanmrepitisi informasi baik dengan keras maupun lirih secara
terus-menerus hingga informasi tersebut berhasil dipelajari.
b. Pengodean (coding) berusaha
menempatkan informasi agar dapat diingat dalam konteks informasi tambahan yang
mudah diingat, seperti frase atau kalimat mnemonic.
c. Membuat gambaran (imaging)
meliputi menciptakan gambaran visual agar materi lebih mudah diingat. Strategi
ini merupakan trik memori lama bahkan trik ini direkomendasikan oleh Cicero di
Romawi Kuno untik mempelajari daftar yang panjang atau pidato.
Pengulangan verbal biasanya dianggap
sebagai suatu bentuk pembelajaran dengan sistem hafal (rote learning)
karena melibatkan pengulangan informasi secara terusmenerus sampai kita piker
sudah berhasil mempelajarinya. Pengulangan verbal berguna ketika materi yang
dipelajari agak abstrak yang sulit dengan menggunakan strategi pengodean atau
membuat gambaran. Tugas yang didesain oleh Atkinson dan Shiffrin (1968)
menuntun pembelajaran materi yang abstrak dan tidak bermakna, sehingga
mendorong subjek untuk menggunakan pengulangan.
Daftar Pustaka
Mayer, R. E. 2009. Multimedia Learning Prinsip-Prinsip Dan
Aplikasi. Terjemahan Baroto Tavip Indrojarwo. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Permasalahan
1. Menurut Mayer (2009:64) menyatakan bahwa manusia memiliki
saluran terpisah bagi pemrosesan informasi untuk materi visual dan materi
auditori. Menurut saudara, apakah benar informasi yang disampaikan
dgn bantuan media berberbentuk visual lebih lama tersimpan dalam memori jangka
panjang daripada media berbentuk audio? Jelaskan alasannya!
2.Menurut saudara, dalam teori pemrosesan informasi berbantuan media, bagaimana memilih media yang cocok sehingga memudahkan pemrosesan informasi dalam kegiatan belajar mengajar kimia?
2.Menurut saudara, dalam teori pemrosesan informasi berbantuan media, bagaimana memilih media yang cocok sehingga memudahkan pemrosesan informasi dalam kegiatan belajar mengajar kimia?
3. Bagaimana cara
agar ingatan tentang informasi dalam proses KBM pelajaran kimia berbantuan
media tidak mudah dilupakan ?
4. Model
proses belajar menurut Gagne
didasarkan pada teori pemrosesan informasi, salah satunya informasi dipilih
secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka
pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang. Dengan berbantuan
media, berikan contoh pemrosesan informasi jangka panjang dan jangka pendek
dalam proses pembelajaran kimia?
5. Sebagai seorang guru, kita harus pandai memilih media sebagai perentara pembantu dalam penyampaian informasi. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana bentuk media pembantu yang cocok untuk siswa agar dpt memproses informasi kedalam memori jangka panjang ?
5. Sebagai seorang guru, kita harus pandai memilih media sebagai perentara pembantu dalam penyampaian informasi. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana bentuk media pembantu yang cocok untuk siswa agar dpt memproses informasi kedalam memori jangka panjang ?
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari saudari novi yaitu bagian no 3 yaitu
BalasHapus1. Membuat resume
Seorang pelajar harus terbiasa untuk menyusun rangkuman materi pelajaran yang telah dilewati secara berkala dan rutin setiap bidang mata pelajaran. Dengan sibuk membuat uraian tersebut, maka otomatis informasi yang telah kita miliki terus diasah sehingga membekas di otak kita dengan kuat. Jika ingatan kita sudah kuat akan suatu materi pelajaran, maka daya ingat kita akan semakin baik dan akan keluar secara reflek jika suatu ketikan informasi tersebut dibutuhkan.
2. Latihan soal-soal
Berlatih mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diikuti, akan sangat bermanfaat dalam mempertajam daya ingat dan konsentrasi kita terhadap penguasaan materi pelajaran. Latihan tersebut sebaiknya dilakukan setiap telah menyelesaikan suatu topik yang dipelajari, agar kesan pelajaran yang kita tangkap lebih kuat dan tajam, sehingga bisa membekas lebih lama di dalam ingatan kita.
3. Berdiskusi
Metode ini sangat efektif untuk mempertajam ingatan dan konsentrasi kita terhadap materi pelajaran yang sedang kita ikuti. Karena dalam diskusi akan secara reflek otak kita mampu merespon informasi yang kita terima. Kekuatan otak mengingat sangat dominan dalam menanggapi lingkungan yang sedang mendiskusikan suatu pembahasan dalam memperkaya materi yang kita kuasai.
Saya terima tanggapan saudara, tetapi bagaimana tanggapan saudara dgn keadaan siswa pada masa kini, jika guru memerintahnya untuk membuat resume, ada yg malas menulis ulang dan bahkan malah justru menyalin resume dari siswa yg lain? bukan kah hal ini terjalani sia2. Padahal tujuan guru menyuruh siswanya membuat resume agar informasi yg ia dpatkan jika lupa dpt dilihatkembali.
HapusSaya ingin menanggapi pertanyaan saudari nomor 3 dimana pertanyaannya adalah bagaimana cara agar ingatan tentang informasi dalam proses KBM pelajaran kimia berbantuan media tidak mudah dilupakan? menurut saya hal demikian dapat diatasi dengan cara mengulang apa saja yang ada di memori jangka pendek atau short term memory jika itu dalam bentuk tindakan, membaca kembali apa yg ada di memori jangka pendek bila informasi tersebut dalam bentuk tulisan, dan mengingat kembail apa yg ada di memori jangka pendek dengan stimulus dan rangsangan-ransangan yang sesuai. karena dengan cara mengulang kegiatan tersebut baik itu dalam bentuk tindakan ataupun tulisan maka hal yang dilakukan secara berulang-ulang itu akan melekat kuat dalam ingatan jangka panjang
BalasHapussaya terima tanggapan saudara, dapat diatasi dengan cara mengulang apa saja yang ada di memori jangka pendek atau short term memory jika itu dalam bentuk tindakan, membaca kembali apa yg ada di memori jangka pendek bila informasi tersebut dalam bentuk tulisan, dan mengingat kembail apa yg ada di memori jangka pendek dengan stimulus dan rangsangan-ransangan yang sesuai. Namun bagaimana jika siswa tersebut malas dalam mengulangi informasi yg sebelumnya telah ia dapatkan? Tindakan sperti apa yg harus dilakukan guru? atau adakah media yg memudahkan siswa pemalas ini untuk memproseskan informasi dlm jngka panjang yg ia dptkan tanpa harus mengulang2 kembali?
HapusUntuk siswa yang malas itu adalah pilihan. maka dari itu guru harus pandai memberi ransangan agar siswa tersebut teransang dan merespon hal demikian seperti guru memberikan tantangan kepada siswa tersebut untuk memecahkan atau mencari jawaban dari suatu permasalahan yang diberikan dan media yang dapat digunakan ialah menyesuaikan dengan tantangan yang diberikan oleh guru tersebut
HapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 5.
BalasHapusMedia pembelajaran adalah bagian dari sistem instruksional.
Artinya, keberadaan media tersebut tidak terlepas dari konteksnya sebagai komponen dari sistem instruksional inilah kriteria pemilihan media dibuat. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa guru harus mengetahui bagaimana karakteristik siswanya, dan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya bentuk media yang tepat digunakan adalah media audio. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan, maka bentuk media yang tepat digunakan adalah media visual atau media cetak. Dan jika tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktifitas), maka bentuk media film atau video yang bisa digunakan. Disamping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi(komplementer). Memilih media hendaknya tidak dilakukan dengan sembarangan, melainkan didasarkan pada criteria-kriteria tertentu. Karena kesalahan pada saat memilih media, baik pemilihan jenis media maupun topik yang dimediakan akan membawa dampak buruk baik bagi siswa maupun bagi guru dan berakibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari.
Pemilihan bentuk media juga perlu memperhatikan beberapa aspek yaitu karakteristik siswa, tujuan belajar, sifat bahan ajar dll. Dengan menggunakan aspek-aspek tersebut sebagai bahan acuan, maka siswa dapat mengolah informasi dalam jangka panjang.
Terimakasih atas tanggapan saudari intan, berarti dl pemilihan media yg mempermudah dlm pemrosesan informasi haruslah memperhatikan beberapa aspek, bagaimana tanggapan saudara jika dlm memilih media hanya sebagian aspek saja yg diperhatikan, misalnya aspek siswa saja, apakah bisa? karna yg melakukan pemrosesankan si siswa.
HapusMencoba mengulas permasalahan ke 3, perlu diketahui dulu tipe2 memory yang ada. Yaitu Memory
BalasHapusjangka pendek, merupakan kemampuan untuk
menyimpan dan memproses informasi yang
diterima, yang masuk melalui indera, yang
kemudian akan ditranfer atau disimpan ke
ingatan yang lebih permanen, yaitu ingatan
jangka panjang (Medin dan kawan-kawan2005). Memori jangka pendek mengacu pada
penggunaan informasi dalam aktivitas mental,
seperti memahami perkataan orang lain,
mengingat suatu informasi, serangkaian nomer
telepon, atau mengatasi masalah (Gill dan
kawan-kawan, 2003).
Kalat (2007) menguraikan bahwa antara
komponen phonological loop dan visuospatial
sketchpad merupakan komponen yang bebas
dan tidak saling tergantung. Saat seorang
individu mengingat serangkaian kata atau
gambar akan saling membingungkan, namun
ketika kata dan gambar diberikan secara
bersamaan atau bercampur maka tidak akan
saling mencampuri. Dengan kata lain, multimedia mendukung akan penyediaan komponen kata dan gambar untuk disajikan secara bersamaan maupun ditambah lagi dengan komponen lain seperti audio maupun animasi yang akan menciptakan memori jangka pendek dan berlanjut ke memori jangka panjang.
Seberapa banyak informasi yang mampu
disimpan atau diingat dalam memori jangka
pendek ini disebut dengan memori span atau
rentang ingatan (Matlin, 1994). Beberapa
teknik bisa dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan ini agar informasi bertahan lebih
lama dalam ingatan jangka pendek, antara lain
rehearsal. Rehearsal yaitu suatu proses kognisi
dimana informasi akan diulang terus menerus
agar individu bisa mengingatnya Teknik ini akan membantu individu
untuk mengingat materi, sehingga informasi
atau item akan mudah diingat karena selalu
dimunculkan atau berada dalam short-term
memory. Informasi menjadi familiar dalam
ingatan individu. Semakin lama informasi atau
item dipertahankan dalam memori jangka
pendek dengan strategi rehearsal maka semakin
besar kemungkinan informasi tersebut akan
ditransfer ke memori jangka panjang (McNeal
dan Dwyer, 1999). Craik dan kawan-kawan
(2010) mengutip pendapat Atkinson dan
Shiffrin mengatakan bahwa rehearsal memiliki
2 fungsi, yaitu untuk mempertahankan
informasi dalam primary memory, yaitu ingatan
yang berada dalam ingatan jangka pendek, dan
tranfer menuju secondary memory atau ingatan
jangka panjang yang memiliki kapasitas lebih
besar.
Baik saya akan menanggapi persoalan no 2
BalasHapusDick dan carey menyebutkan ada 4 faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan dan penentuan media pembelajaran yaitu ketersediaan sumber, dana/ tenaga/ fasilitas, luwes/ praktis, dan ketahanan media.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip psikologis dalam pemilihan dan penggunaan media (Azhar Arsyad:2006:70) adalah sebagai berikut:
Motivasi
Harus ada kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
Perbedaan individual
Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda.
Tujuan pembelajaran
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
Organisasi isi
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan-urutan yang bermakna.
Salah satu contoh media prezi untuk materi biomolekul.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3.
BalasHapusGuru kembali dituntut untuk mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan dan bisa menarik sebanyak mungkin perhatian dan minat siswa. Sehingga siswa dapat mengingat pelajaran dalam jangka panjang.
Berikut ada beberapa metode yang ditawarkan oleh banyak pakar:
1. Siswa diminta untuk mengemukakan kembali informasi dengan kalimat mereka sendiri
2. Guru mampu memberikan contoh yang dekat dengan kehidupan dan pengalaman mereka sehari-hari
3. Menerangkan dalam berbagai bentuk informasi (lisan, model, gambar, suara) dan situasi
4. Mengaitkan suatu materi dengan fakta atau gagasan lain yang tengah berkembang dilingkungan siswa
5. Menjelaskan dengan berbagai cara (berdiri, bergerak, intonasi dan mimik) atau melalui ceramah, latihan dan diskusi
6. Membuat lawan atau kebalikan ( sesuatu yang ganjil lebih mudah diingat) dari materi yang diterangkan
Saya ingin mencoba menjawab pertanyaan kedua saudara,
BalasHapusTeori pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan salah satu hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut teori ini, belajar merupakan proses mengelola informasi, namun teori ini menganggap sisitem informasi yang diproses yang nantinya akan dipelajari siswa adalah yang lebih penting. Karena informasi inilah yang akan menentukan proses dan bagaimana proses belajar akan berlangsung akan sangat oleh sistem informasi yang dipelajari.karena dalam teori ini informasi yang disampaikan oleh guru merupakan hal yang sangat penting agara nanti bisa sampai ke long term memori anak maka pemilihan media juga menjadi hal yang sangat penting karena nantinya jika media yang kita gunakan dapat menarik minat anak untuk belajar maka informasi akan lebih cepat sampai
saya akan mencoba menajwab permasalahan nomor 2.
BalasHapusbeberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :
1. Faktor tujuan.
Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/ dirumuskan
2. Faktor Efektifitas.
Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
3. Faktor kemampuan guru dan siswa.
Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian
4. Faktor fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan.
Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi, tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), menghemat biaya dan tidak berbahaya sewaktu digunakan.
5. Faktor kesediaan media.
Sekolah tidak sama dalam menyediakan berbagai media yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Misalnya guru membuat sensiri, membuat bersama-sama siswa, membeli, menyewa, dll
6. Faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya.
Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan apakah biaya pengadaannya sesuai dengan manfaat yang didapatkan
7. Faktor kualitas dan tehnik.
Dalam pengadaan media, seorang guru harus mempertimbangkan kualitas dari media tersebut, tidak sekedar bisa dipakai. Media yang bernutu/berkualitas bisa tahan lama (tidak mudah rusak), dan sewaktu-waktu digunakan lagi tidak harus mengusahakan yang baru.
8. Objektifitas.
Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
9. Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalaman.
10. Sasaran program
Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat pekembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan maupun waktu penggunaannya.
baik lah saya akan mencoba membahas pemasalahn yang anda tunjuukan, berdasarkan jurnal yang saya daftar .Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori
BalasHapusJangka Panjang
a. Stimulus itu sendiri
Hunt & Ellis (2004) menyatakan
informasi yang dianggap penting atau
menarik akan lebih diperhatikan dan diingat
oleh individu dibandingkan informasi yang
dianggap kurang penting atau tidak menarik.
b. Proses masuknya informasi ke memori
jangka panjang:
1. Pengulangan (rehearsal) pemberian
bahan materi
Individu dapat menganalisis
informasi berdasarkan tingkatan
pemrosesan yang berbeda, yaitu: 1)
shallow processing, artinya individu
menganalisis stimulus secara fisik
melalui sensori, 2) depth processing,
artinya individu mampu menganalisis
informasi secara mendalam sehingga
diperoleh makna (meaning) suatu kata
atau kalimat. Informasi yang diproses
secara mendalam ini akan tersimpan di
dalam memori jangka panjang.
dan jika dikaitkan dengan media yang digunakan , kita tahu bebrapa jenis media, menurut saya tergantung dari pengajar yg dapat memanfaatkan media , seperti media pmblajaran sperti ppt, atau dalam bentuk video video pngjarn atau dalam pembelajaran kimia seperti menggunakan benda benda 3D sehingga memudahkan siswa untuk mengingat
baiklah saya akan mencoba menambahkan permasalahan no 2, yaitu cara agar ingatan tentang informasi dalam proses KBM pelajaran kimia berbantuan media tidak mudah dilupakan ?
BalasHapus1. Pembiasaan
Seperti kata pepatah " Alah bisa karena biasa", ini juga merupakan hal yang penting dalam meningkatkan daya ingat pada anak. Jangan bosan mengajarkan pembiasaan pada anak. Misalnya, setiap diberikan sesuatu oleh orang lain ajarkan anak untuk mengucapkan terimakasih. Ingatkan selalu dengan menanyakan kembali kepadanya. Contohnya saat ada temannya yang memberikannya makanan, tanyakan padanya "Ayo adek....bilang apa sama temannya...?" Lakukan selalu dan ini akan terus melekat didalam ingatan anak hingga ia dewasa kelak.
3. Berikan pemahaman
Anak yang tidak paham akan apa yang didengarnya tentu saja akan sulit menerima informasi tersebut, apalagi untuk mengingatnya. Dengan menghafal saja informasi ini akan mudah hilang dari ingatannya. Jadi sebelum memberitahukan sesuatu kepada anak, pastikan anak paham akan apa yang diterimanya, karena jika tidak paham akan baginya untuk mengaplikasikan dan mengkaitkannya dengan informasi baru.
4. Berikan motivasi
Berikan motivasi dengan pujian dan dorongan yang positif untuk menambah kepercayaan diri pada anak bahwa ia mampu melakukannya. Berikan pujian setiap kali melakukan kegiatan menstimulasi daya ingat anak walaupun anak kurang berhasil melakukannya. Tunjukkan rasa sayang anda pada anak, sehingga ia akan selalu merasa optimis dan percaya diri.
5. Mencatat
Mungkin anda pernah mengalaminya, saat anak anda tiba-tiba lupa akan apa yang harus dibelinya ke warung ketika anda minta tolong dibelikan sesuatu. Ini terjadi karena kemampuan daya ingat jangka pendek pada manusia terbatas. Maka dari itu tidak ada salahnya memberikan catatan untuk lebih mempermudahnya dalam mengingat.
menjawab pertanyaan ke-2, untuk memilih media yang tepat. Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah:
BalasHapus(1) harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
(2) pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.
(3) tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
(4) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar
(5) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media.
(6) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain:
(1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
(2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan
(3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya pengadaan, dan (d) kualitas atau mutu teknik.
Berikutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media kriterianya sebagai berikut:
1. Isi 5. Kualitas teknis
2. Tujuan 6. Keadaan Penggunaan
3. Appropriatness 7. Verifikasi Pelajar
4. Biaya; 8. Validasi
saya ingin menanggapi permasalahan no 2
BalasHapusberdasarkan literatur yang saya baca,
Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu :
1. Objektivitas
2. Program pengajaran
3. Sasaran program (siswa)
4. Situasi dan kondisi
5. Kualitas teknik
6. Keefektifan dan efisiensi penggunaan
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran yang benar adalah :
1. Topik menarik bagi siswa
2. Materi dalam media penting bagi siswa
3. Relevan dengan kurikulum yang berlaku
4. Materinya autentik dan faktual
5. Fakta atau konsepnya benar
6. Format sistematis dan logis
7. Objektif berorientasi kepada kebutuhan siswa
8. Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat kualitas
9. Bahasa, ilustrasi, simbol komunikatif
10. Sudah teruji daya dukungnya
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
BalasHapusmedia audio yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Media ini menuntut kemampuan daya dengar dan menyimak yang tinggi dari pembelajar. Beberapa jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah radio, dan alat perekam pita magnetik.
Media Visual: adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar mati ataupun gambar bergerak seperti: a) Gambar mati/diam adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik, seperti gambar atau tubuh manusia. b) Media grafis adalah media pandang dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pembelajaran (bukan fotografik), termasuk di dalamnya adalah grafik, bagan, diagram, poster dan kartun. c) Model dan realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman langsung. Realita merupakan model objek nyata dari suatu benda. Pembelajar dapat belajar secara langsung dari objek yang sedang dipelajari. Proses belajar yang dikembangkan dapat mengakomodasi tentang pembelajaran berbasis pengalaman.
menurut saya tergantung kepada peserta didiknya ada yang media visual lebih lama tersimpan dalam memorinya dan ada juga media audio yang lebih lama tersimpan dalam memorinya. kebanyakan peserta didik media visual lah yang lebih lama tersimpan dalam memorinya, sebab media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sanagat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Gambar representasi, Diagram, Peta, Grafik, Overhead Projektor (OHP), Slide, dan Filmstrip.
Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 5 Bagaimana bentuk media pembantu yang cocok untuk siswa agar dpt memproses informasi kedalam memori jangka panjang ? Menurut pendapat saya brntuk media yang digunakan agar dapat memproses informasi kedalam jangka panjang dengan menggunakan musik, gambar, video dan animasi yang menarik. Pengalaman saya apabila suatu pembelajaran diterapkan diakhir pembelajaran dengan pemberian rumus The King atau rumus yang mudah di ingat dengan singkatan2 kata dll
BalasHapussaya akan menanggapai permasalahan no.5
BalasHapusmenurut saya mindmap bisa diterapkan sebagai media yang digunakan untuk mengingat dalam jangka panjang. Mindmapping adalah sebuah cara baru untuk mencatat ide maupun gagasan pikiran. Metode ini dipopulerkan oleh Tony Buzan, seorang penulis dan bintang televisi terkenal dari Inggris.Sistem ini jauh lebih efektif dari sistem mencatat linear yang selama ini kita lakukan sejak masih di bangku sekolah dasar. Mencatat materi runtut ke bawah menggunakan urutan nomor dan angka ternyata tidak sesuai dengan cara bekerja otak kita. Mencatat secara linear berarti menggunakan cara kerja otak kiri, sedangkan mencatat dengan sistem mindmapping adalah cara bekerja otak kanan yang melibatkan kreativitas, imajinasi, visualisasi dan berhubungan langsung dengan otak bawah sadar sehingga mudah untuk diingat.
Karena cara kerjanya yang sesuai dengan cara kerja otak manusia, mencatat dengan mindmapping membuat Anda mengingat materi lebih lama karena Anda tau gambaran besarnya. Mindmapping memudahkan kita untuk memahami konsep. Meninggalkan cara lama dalam mencatat dan sedikit demi sedikit beralih ke mindmapping akan sangat mempersingkat waktu belajar Anda.
Jawaban permasalahan nomor 2
BalasHapusMenurut saya pembelajaran kimia yg diingat dalam jangka panjang seperti rumus mol, ph, konsentrasi larutan, hukum faraday dan sebagainya. Sedangkan yg jangka pendek itu mengenai kimia unsur, kimia anorganik.
Rumus2 yg sering diulang cebdrung masuk ke memori jangka panjang sedangkan materi hafalan cendrung masuk ke memori jangka pendek
saya mau menanggapi permasalahan no. 3
BalasHapusdisini guru memberikan penguatan materi pada akhir pembelajaran dan dapat juga dengan cara guru mengulang-ulang kembali pembelajaran yang lalu atau melakukan suatu evaluasi mengenai materi yang lalu, supaya anak dapat mengingat kembali pelajaran yang sudah lama atau yang baru dipelajarinya.
terimakasih santa, menanggapi pernyataan saudara , saya masih tidak paham maksud penguatan materi pada akhir pembelajaran itu seperti apa? dan bagaimana penerapannya?
Hapus