Prinsip Dasar Multimedia


A. Definisi Multimedia dan Pembelajaran Multimedia

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain. Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Anonim, 2011:1).

Pembelajaran Multimedia adalah suatu kegiatan belajar mengajar dimana dalam penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa, guru menggunakan atau menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran. Manfaat Multimedia Pembelajaran Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Multimedia

   Sebagai komponen dalam system pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen, seperti: tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Berikut prinsip-prinsip multimedia pembelajaran menurut Richard E. Mayer (2001):


1. Prinsip Multimedia, People learn better from words and pictures than from words alone”Siswa bisa belajar lebih baik dengan kata-kata dan gambar-gambar dibandingkan dengan hanya kata-kata saja. Dengan menambahkan ilustrasi pada teks atau menambahkan animasi pada narasi maka akan membantu siswa lebih mendalami materi atau penjelasan yang disajikan. Menyajikan penjelasan dengan kata-kata dan gambar-gambar bisa menghasilkan pembelajaran lebih baik daripada menyajikan dengan kata-kata saja. Saat kata-kata dan gambar disajikan secara bersamaan siswa mempunyai kesempatan untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan pictorial dan membangun hubungan diantara keduanya.


2. Prinsip Keterdekatan Ruang (Spatial Contiguity Principle)“People learn better when corresponding words and pictures are presented near rather than far from each other on the page or screen” Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar yang saling terkait disajikan saling berdekatan daripada saling berjauhan di halaman atau di layar.Saat kata-kata dan gambar-gambar terkait saling berdekatan di halaman (dalam buku) atau layar (dalam komputer) maka siswa tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif secara visual mencari di halaman atau layar itu. Siswa akan lebih bisa menangkap dan menyimpan materi bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang sama.


3. Prinsip Keterdekatan Waktu (Temporal Contiguity Principle)“People learn better when corresponding words and pictures are presented simultaneously rather than successively” Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar yang terkait disajikan secara simultan (bersamaan) daripada bergantian. Saat bagian narasi dan animasi yang terkait disajikan dalam waktu bersamaan, akan lebih memungkinkan siswa untk bisa membentuk representasi mental atas keduanya dalam memori kerja dalam waktu bersamaan. Hal ini membuat siswa lebih bisa membangun hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual. Jika waktu antara mendengar kalimat dan melihat animasi relative pendek, maka siswa masih bisa membangun koneksi antara kata-kata dan gambar. Jika mendengar keseluruhan narasi yang panjang dan melihat keseluruhan animasi dalam waktu yang terpisah maka siswa kesulitan membangun koneksi tersebut.


4. Prinsip koherensi (Coherence Principle)“People learn better when extraneous words, pictures, and sounds are excluded rather than included” Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara ekstra dibuang. Prinsip koherensi bisa dipecah menjadi tiga versi yang saling melengkapi : (1) pembelajaran siswa terganggu jika kata-kata dan gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan ke presentasi multimedia. (2) pembelajaran siswa terganggu jika terdapat suara dan music yang menarik namun tidak relevan, (3) pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak diperlukan disingkirkan. Gambar-gambar dan kata-kata yang menarik tapi tidak relevan bisa mengalihkan perhatian siswa dari isi materi yang penting, dan bisa mengganggu proses penataan materi. Dalam penyajian materi melalui multimedia siswa cenderung bisa belajar lebih banyak dan mendalam jika materi disajikan secara lebih ringkas. Oleh karena memori kerja otak pada manusia itu terbatas maka harus difokuskan pada materi yang penting.


5. Prinsip modalitas (Modality Principle)“People learn better from graphics and narration than from animation and on-screen text” Siswa bisa belajar lebih baik pada animasi dan narasi daripada animasi dan teks pada layar. Jika gambar dan kata-kata bersama-sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks) maka saluran visual/pictorial yang bekerja ekstra sedangkan saluran lain (verbal) tidak berfungsi. Jika kata-kata disajikan secara auditory maka kedua saluran akan berfungsi.


6. Prinsip Redundansi (Reduddancy Principle)“People learn better from graphics and narration than from graphics, narration, and on-screen text” Siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks pada layar. Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual maka saluran visual akan kelebihan beban. Jika animasi berisi narasi yang padat, maka sebaiknya tidak menambahkan teks yang hanya mengulang kata-kata dari narasi. Keterbatasan kapasitas memori kerja menghalangi individu untuk memproses banyak elemen informasi secara langsung. Informasi akan terserap secara lebih baik bila format desain pesannya tidak membebani perhatian mereka karena sumber-sumber ganda yang saling memasok informasi.


7. Prinsip Sinyal (Signaling Principle)“People learn better when cues that highlight the organization of the essential material are added” Siswa belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of interest). Makanya kombinasi penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai pembantu dalam proses pembelajaran.


8. Prinsip Personalisasi (Personalization Principle)“People learn better from multimedia lessons when words are in conversational style rather than formal style”, Siswa orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Terdapat lima tahap dalam merancang multimedia pembelajaran yaitu memilih kata-kata yang relevan dengan teks atau narasi yang tersaji, memilih gambar-gambar yang relevan dengan illustrasi yang tersaji, mengatur kata-kata yang terpilih tersebut ke dalam representasi verbal yang koheren, mengatur gambar-gambar yang terpilih tersebut ke dalam representasi visual yang koheren, dan memadukan representasi verbal dan representasi visual tersebut dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya.


9. Prinsip Perbedaan Individual (Individual Differences Principle)“Design effects are stronger for low-knowledge learners than for high-knowledge learners. Design effects are stronger for high-spatial learners than for low-spatial learners” Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa berkemampuan spasial tinggi daripada berspasial rendah. Siswa yang berpengetahuan lebih tinggi bisa menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk mengkompensasi atas kurangnya petunjuk dalam presentasi. Siswa yang berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan pemrosesan kognitif yang berguna saat presentasinya kurang petunjuk. Siswa yang memiliki kemampuan spasial yang tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk secara mental memadukan reprentasi verbal dan visual dari presentasi multimedia yang ada. Siswa yang berspasial rendah harus mengerahkan kapasitas kognitif yang begitu banyak untuk memahami apa yang disajikan.


 10. Prinsip Suara (Voice Principle)“People learn better when words are spoken in a standard-accented human voice than in a machine voice or foreign-accented human voice” Siswa belajar lebih baik ketika kata-kata yang diucapkan dengan suara standar beraksen manusia dibandingkan dengan suara mesin atau asing beraksen suara manusia.


11. Prinsip Gambar (Image Principle)People do not necessarily learn better from a multimedia lesson when the speaker’s image is added to the screen” Siswa tidak perlu belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila gambar pembicara ditambahkan ke layar.


12.  Prinsip Pra-pelatihan (Pre-training Principle)“People learn better from a multimedia lesson when they know the names and characteristics of the main concepts” Siswa belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila mereka tahu nama-nama dan karakteristik konsep utama.

Permasalahan :


1. Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, semua informasi dapat diketahui melalui akses internet. Internet merupakan salah satu contoh multimedia. Namun bagaimana dengan siswa yang berada didaerah pedalaman. Multimedia yang seperti apa yang baik diterapkan disana? Apakah ada jenis multimedia lain yang memiliki fungsi sama dengan internet? Sehingga siswa didaerah pedalaman juga tidak ketinggalan informasi?


2. Siswa bisa belajar lebih baik dengan kata-kata dan gambar-gambar dibandingkan dengan hanya kata-kata saja. Dengan menambahkan ilustrasi pada teks atau menambahkan animasi pada narasi maka akan membantu siswa lebih mendalami materi atau penjelasan yang disajikan. Namun mengapa justru dengan penambahan animasi-animasi malah membuat siswa tidak fokus?


3. Dalam pembelajaran kimia, misalnya tentang materi redoks. Apakah semua prinsip multimedia pembelajaran  harus ada jika kita ingin menggunakan multimedia? Atau salah satunya saja? Berikan tanggapan kalian!



DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada

Layla. 2012. Pendekatan dan Prinsip Multimedia. Diakses dari http://maylanafaradis. wordpress.com/2012/01/18/pendekatan-dan-prinsip-multimedia-pembelajaran.html tanggal 12 April 2012.
Mayer, R. E. (2001). Multimedia learning. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Sumarno, A. 2011. Pengertian Pembelajaran. Diakses dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/ pdf-archive/alim-sumarno-m.pd-pengertian-pembelajaran.pdf  tanggal 12 April 2011.
Sutjiono, T.W.A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur-No.04 / Th.IV / Juli 2005.

Komentar

  1. Saya ingin mencoba menjawab pertanyaan ke dua dari saudari, menurut saya kebanyakan animasi memang bisa merusak konsentrasi dari seorang siwa untuk belajar, biasanya animasi yang bisa mengganggu konsentrasi siswa adalah animasi yang tidak berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari dan animasi yang ditampilkan lebih menarik dari pada materinya. Menurut saya dalam pemilihan animasi yang akan digunakan akan lebih baik jika memilih sesuai dengan materinya. Karena Animasi adalah salah satu daya tarik utama di dalam suatu program multimedia interaktif. Bukan saja mampu menjelaskan suatu konsep atau proses yang sukar dijelaskan dengan media lain, animasi juga memiliki daya tarik estetika sehingga tampilan yang menarik dan eye-catching akan memotivasi pengguna untuk terlibat di dalam proses pembelajaran.
    Manfaat animasi :
    – Menunjukkan obyek dengan ide (misal efek gravitasi pada suatu obyek)
    – Menjelaskan konsep yang sulit (misal penyerapan makanan kedalam aliran darah atau bagaimana elektron bergerak untuk menghasilkan arus listrik)
    – Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit (misal menjelaskan tegangan arus bolak balik dengan bantuan animasi garfik sinus yang bergerak).
    – Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural (misal cara melukis suatu segitiga sama sisi dengan bantuan jangka).

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan saudari, dan bener. Dalam menambahkan animasi-animasi harus dihubungkan dengan materi yang sedang dipelajari. namun bagaimana jika ada seorang guru yang menambahkan animasi-animasi tidak jelas yang justru menggangu konsentrasi siswa?

      Hapus
    2. baiklah saya akan menanggapi pertanyaan saudari novi , sebelum menggunakan atau membuat multimedia tentunya seorang guru harus memperhatikan terlebih dahulu keuntungan dan kerugian apabila ia menggunakan multimedia tersebut, dan juga harus memperhatikan kondisi siswa , minta siswa agar dapat menarik perhatian siswa untuk belajar. kriteria dalam pembuatan multimedia sangat harus diperhatikan sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang harus dihindari yang dapat mengganggu konsentrasi siswa. sehingga apabila guru telah memperhatikanhal-hal tersebut maka multimedia yang digunakan akan efektif .

      Hapus
  2. Jawaban untuk nomor 3
    Berdasarkan jurnal yg saya baca, multimedia merupakan integrasi elemen beberapa media (audio, video, grafik, teks, animasi, dan sebagainya)
    menjadi sebuah satu kesatuan yang konvergen sehingga memberi keuntungan lebih. Menurut teori Dual Coding Paivio suatu informasi yang disajikan secara visual dan verbal diingat lebih baik
    daripada informasi yang hanya disajikan dengan satu cara saja. Jadi, untuk membantu siswa agar lebih memahami
    konsep redoks dan penyetaraan reaksi redoks tidak cukup hanya dengan media pembelajaran biasa, tetapi media pembelajaran berbasis multimedia yang
    dapat memberikan gambaran yang lebih mudah untuk dipahami oleh siswa tentang
    konsep redoks dan tutorial penyetaraan reaksi redoks yaitu ChemTutor.
    ChemTutor merupakan suatu program multimedia yang menyediakan penjelasan
    tentang definisi reaksi reduksi oksidasi berdasarkan bilangan oksidasi dan transfer elektron serta cara penyetaraan persamaan reaksi reduksi oksidasi yang diserti dengan
    gambaran visual teks dalam bentuk tutorial.
    Jadi akan lebih baik jika digunakan semua prinsip dalam multimedia dalam materi yg akan diajarkan

    BalasHapus
  3. mengapa justru dengan penambahan animasi-animasi malah membuat siswa tidak fokus?
    karena dengan animasi selain asik mengamati pelajaran, siswa juga asik dalam mengamati animasi yang kita gunakan, contohnya misalnya dalam menyampaikan materi pelajaran kita menggunakan animasi doraemon, tidak menutup kemungkinan saat pembelajaran siswa juga membicarakan tokoh kartun yang sangat digemari itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya kurang sependapat, bukan kah dengan demikian justru malah tidak menfokuskan siswa dalam memahami materi yang dijelaskan guru? yaa menurut saya, semua tergantung pada diri siswa nya masing-masing sih, ada siswa yang gagal fokus karena asyik membayangkan animasi-animasi. Namun bener seperti jawaban dari @Munika bahwa animasi-animasi yang diberikan harus bersangkutan dengan materi yang dijelaskan oleh guru.

      Hapus
    2. Saya kurang sependapat dengan saudari anisa hanifah, karena menurut saya dengan menggunakan animasi misalnya seperti yg anisa katakan menggunakan animasi doraemon, konsentrasi siswa akan terpecah sehingga lebih terfokus kepada animasinya daripada ke materi pembelajarannya. Mungkin boleh menggunakan animasi seperti kartun kartun tetapi dalam bentuk video yang isinya menjelaskan dari materi pembelajaran, dan saya setuju dengan pendapat dari saudari novi bahwa sebaiknya kita menggunakan animasi yang hanya bersangkutan dengan materi yang diajarkan agar dapat menarik perhatian siswa tanpa mengganggu atau memecahkan konsentrasi siswa dengan adanya animasi yang kurang bermanfaat.

      Hapus
  4. Saya ingin menambahkan. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran menurut Abdul Gafur (2007:20-22) meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta didik, dan umpan balik. Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik. Penggunaan alat pemusat perhatian dalam media pembelajaran dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap materi pelajaran. Hal ini membantu konsentrasi peserta didik dalam memahami isi pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi lebih baik.

    Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap informasi atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka perlu dilakukan bebrapa kali pengulangan. Prinsip pengulangan ini harus diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran. Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keterlibatan peserta didik secara aktif (interaktif) dalam proses belajar. Umpan balik yang diberikan oleh pengajar secara tepat dapat menjadi pendorong bagi peserta didik untuk selalu meningkatkan prestasinya. Untuk itu, pengajar harus memberikan respon umpan balik secara berkala terhadap kemajuan belajar peserta didik. Prinsip-prinsip tersebut di atas dapat diakomodasi dalam sebuah media pembelajaran berupa multimedia pembelajaran interaktif dan web pembelajaran.

    BalasHapus
  5. baik saya mencoba menjawa petnyaan no 1 dimana penulis mengatakan internet merupakan media yang sangat baik namun sangat disayangkan tidak bisa dirasakan untuk smua daerah aplagi untuk daerah terpencil. nah menurut saya keefektifan dari suatu media tidak tergantung seberapa besar, sebarapa luas hal-hal yang kita cari. memang benar dizaman eraglobalisasi ini sangat dibutuhkann akses internet untuk mempermudah pekerjaan seseorang. dapat kita ketahui kebutuhan setiap indibvidu berbeda, kebutuhan tiap daerah juga berbeda. dengan ini bisa kita kaitkan dengan media yang akan digunakan saat penyampaian pembelajaran. menjadi seorng pengajar banyak hal yang harus diperhatikan baik itu latar belakang siswa, kondisi lingkungan siswa, kebudayaannya. sipengajar tidak bisa membandingkan antara siswa dari daerah terpencil dengan daerah yang maju dan serba canggih itu jelas sangat berbeda hasilnya. namun yang perlu disadari dari sipengajar yaitu dengan bisany pengajar menumbuhkan rasa ingin tahu dengan membaca pada anak daerah terpencil mka itu sudah sangat luar biasa pengajar itu..

    BalasHapus
  6. saya akan mencoba menambahkan pertanyaan no 1, bahwa Di pedesaaan yang masih tidak ada jaringan internet dapat digunakan Multimedia yang tepat dalam beberapa metode, antara lain :
    - Berbasis kertas (Paper-based), contoh : buku, majalah, brosur.
    - Berbasis cahaya (Light-based), contoh : slideshows, transparansi.
    - Berbasis suara (Audi-based), contoh : CD Players, tape recorder, radio.
    - Berbasis gambar bergerak (Moving-image-based), contoh : televisi, VCR (Video Cassete Recorder, film.
    - Berbasis Digital (Digilatally-based), contoh : komputer.

    BalasHapus
  7. saya akan menanggapai permasalahan no , Di daerah pedalaman akses pendidikan sangat terbatas, baik infrastruktur maupun fasilitas pendukung pendidikan lainnya. jadi untuk menerapkan multimedia seperti internet itu masih sangat sulit untuk diterapkan. tetapi sebagai pengganti multimedia maka seorang guru dapat menggunakan media seperti alat peraga yang biasa digunakan oleh siswa sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi tersebut atau dengan cara guru perlu mengembangkan repertoar metode pembelajaran termasuk kegiatan permainan, dan lagu-lagu.

    BalasHapus
  8. Saya mau menanggapi permasalah no.1
    Kita dapat mengunakan multimedia salah satunya menggunakan media peraga contohnya untuk reaksi redoks bisa saja digunakan alat peraga seperti besi berkarat ataupun apel yang baru digigit, dengan hal ini anak bisa terbantu dalam mengkonstrak pengetahuannya sendiri, karena untuk internet dipedalaman sangat minim sekali.

    BalasHapus
  9. Baiklah saya akan menjawab no 2
    Menurut saya memang siswa cepat mencerna apa yang disajikan dengan melalui gambar-gambar.tetapi gambar tersebut terkadang kita pakai tidak sesuai dengan materi yang kita sajikan sehingga siswa pun hanya memperhatikan animasi tersebut contoh nya dalam menjelaskan koloid anda memberikan animasi burung terbang jelas itu akan membuat siswa fokus terhadap animasi yang anda buat.Jadi buatlah gambar-gambar yang berkaitan dengan teori yang akan disajikan.

    BalasHapus
  10. Baiklah saya ingin menjawab permasalahan no 3
    Jika kita ingin menggunakan multimedia pembelajaran maka semua prinsip multimedia harus ada di dalam pembelajaran karena prinsip itu adalah pedoman kita dalam berfikir dan bertindak dalam melaksanakan multimedia pembelajaran. Prinsip-prinsip multimedia ini saling berkaitan antara yg satu dengan yang lain yaitu: Prinsip Multimedia, Prinsip Keterdekatan Ruang, Prinsip Keterdekatan Waktu, Prinsip koherensi, Prinsip modalitas, Prinsip Redundansi , Prinsip Sinyal, Prinsip Perbedaan Individual, Prinsip Suara, Prinsip Gambar, Prinsip Pra-pelatihan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN REVOLUSI INDUSTRI ERA 4.0

PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA